09 July 2007

Blogger PP Tebuireng

PONDOK PESANTREN TEBUIRENG
(Sejarah dan Perkembangannya)

Pengantar

Tebuireng, nama sebuah dusun kecil di tepi jalan raya Jombang-Kediri, delapan kilometer arah selatan kota Jombang. Legenda masyarakat setempat menyebutkan, bahwa nama Tebuireng berasal dari kebo ireng. Bermula dari suatu peristiwa bahwa di antara penduduk dusun ada yang memiliki kerbau berkulit kuning (bule). Suatu hari kerbau itu menghilang, setelah dicari kesana kemari barulah senja hari ditemukan terperosok di rawa-rawa. Seluruh kulitnya dipenuli binatang lintah sehingga terlihat hitam. Hal itu sangat mengejutkan bagi pemilik kerbau sehingga dia berteriak, “kebo ireng”. Maka kebo ireng menjadi sebutan bagi dusun kecil itu.
Riwayat lain menyebutkan, kebo ireng berasal dari nama seorang punggawa kerajaan Majapahit yang masuk Islam dan kemudian tinggal di daerah Jombang. Konon, keluarga pesantren Tebuireng dengan punggawa tersebut memiliki pertalian darah. Dalam perkembangan selanjutnya, nama kebo ireng berubah menjadi Tebuireng.

Berdirinya Pesantren

Pondok Pesantren Tebuireng sendiri didirikan oleh KHM. Hasyim Asy’ari tahun 1899 M, dan mendapat pengakuan dari pemerintah Hindia Belanda pada 16 Rabiul Awwal 1324 H / 6 Februari 1899 M. Kyai Hasyim lahir di Pesantren Gedang, arah utara kota Jombang pada 26 Dzul Qo’dah 1287 H / 14 Februari 1871 M dari hasil perkawinan antara K. Asy’ari dengan Halimah. Beliau adalah seorang ulama’ besar yang telah lama belajar dan mendalami ilmu agama baik di dalam maupun luar negeri. Jiwanya merasa terpanggil untuk memperbaiki masyarakat tempat tinggalnya yang sedang dilanda berbagai krisis kehidupan, Kyai Hasyim mendirikan Pondok Pesantren yang berperan sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam.
Dalam Mewujudkan cita-citanya, Kyai Hasyim memiliki suatu pedoman, “ Menyiarkan agama Islam artinya memperbaiki manusia. Jika manusia itu sudah baik, maka akan banyak menghasilkan berbagai kebaikan yang lain. Berjihad artinya menghadapi kesukaran dan memberikan pengorbanan, contoh-contoh ini telah diberikan oleh nabi kita dalam perjuangannya”.
Selanjutnya, Kyai Hasyim membeli tanah seluas 200 m2 di Tebuireng milik seorang dalang terkenal. Di atas tanah tersebut didirikan pondok, yang hanya berupa bedeng berbentuk bujur sangkar, di sekat menjadi dua ruangan. Bagian belakang sebagai tempat tinggal Kyai dan keluarganya, sedangkan yang lain untuk tempat sholat dan belajar para santri yang berjumlah 28 orang. Fasilitas yang sangat sederhana tidak mengurangi semangat Kyai Hasyim dalam membimbintg para santri untuk menuntut ilmu dalam bentuk pengajian kitab-kitab agama.
Berdirinya pesantren Tebuireng kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitarnya, dan bahkan menumbuhkan rasa kebencian, sehingga muncul gangguan dari masyarakat yang harus dihadapi oleh Kyai Hasyim. Meskipun rintangan yang menghadang amat berat, namun Kyai Hasyim dan para santrinya mampu mengatasinya.
Hidup dalam pemerintah kolonial membuat Kyai Hasyim berprinsip ‘berdikari’, artinya tidak menggantungkan diri atau minta bantuan kepada orang lain yang tidak seirama dan seagama. Dengan semangat berkorban da penuh pengabdian, beliau terus membina Pondok Pesantren Tebuireng hingga berkembang menjadi lembaga pendidikan Islam yang besar. Prinsip yang dikembangkan adalah mengutamakan kepentingan pesantren daripada kepentingan diri sendiri. Karena itulah, dari sisi ekonomi beliau tetap memiliki usaha di luar pesantren, yang di waktu senggang di sela-sela mengajar Kyai Hasyim menyempatkan diri mengerjakan sawah pertanian dan juga melakukan perdagangan keluar daerah.
Pengembangan Pesantren
Pendidikan semula berlangsung secara sorogan (santri membaca, guru menyimak) dan bandongan (guru membaca, santri menyimak). Sejak tahun 1916 mulai dirintis pendidikan dalam bentuk klasikal, meskipun masih sangat sederhana. Baru pada tahun 1926 pendidikan banyak mengalami penyempurnaan baik kurikulum maupun metodenya, termasuk tambahan pelajaran umum yang meliputi bahasa Indonesia, Ilmu Bumi dan Berhitung.
Untuk meningkatkan pendidikan di Tebuireng, Kyai Hasyim menunjuk Abdul Wahid Hasyim (putra) dan Moh. Ilyas (santri), -sebelumnya telah diutus untuk belajar di Makkah- untuk mengembangkan pendidikan di Tebuireng. Kesempatan baik ini, dimanfaatkan oleh mereka berdua untuk mengadakan pembaharuan dalam tiga bidang yakni:

  • Memperluas pengetahuan para santri
  • Memasukkan pengetahuan modern ke dalam kurikulum madrasah
  • Meningkatkan sistem pengajaran bahasa Arab secara aktif

Sebagai langkah pembaharuan, tahun 1934 Abdul Wahid Hasyim merintis Madrasah Nidhomiyah yang banyak menyajikan pelajaran umum dan ditunjang dengan memasukkan surat kabar, majalah, buku-buku pengetahuan umum yang berbahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Perkembangan sistem pendidikan ini tidak meninggalkan pola pengajaran khas pondok pesantren yaitu pengajian kitab klasik (kuning).
Usaha pembaharuan ini memang tidak menampak hasil nyata dalam waktu dekat. Namun saat penjajahan Jepang diberlakukan larangan surat menyurat selain dengan huruf latin, hal itu tidak menimbulkan masalah bagi santri Tebuireng. Dengan modal mempelajari pengetahuan umum di Tebuireng, banyak alumni Tebuireng dengan cepat mampu menguasai keadaan untuk menolong umat Islam yang terjajah. Misalnya di bidang politik menjadi anggota ‘sangi kay’ (DPR tingkat Karesidenan), menguasai sentra-sentra ekonomi, bahkan pasca kemerdekaan banyak yang menduduki jabatan kepala di suata jawatan.
Model pendidikan ini olah Abdul Wahid Hasyim disebut ‘da’wah dari dasar’. Dengan demikian gerakan bagi pembaharuan pendidikan Islam, pemahaman kehidupan agama dan gerakan sosial, terpadu dalam misi Pondok Pesantren Tebuireng. Akibat dari aktivitas Tebuireng ini tidak hanya dirasakan oleh santri-santrinya, tetapi juga oleh masyarakat muslim di luar Pondok Pesantren. Tujuan pendidikan yang dirintis oleh Abdul Wahid Hasyim ini adalah untuk mensejajarkan derajat dan martabat santri dengan pelajar-pelajar dari Barat.
Pada 25 Juli 1947 Kyai Hasyim dipanggil menghadap Allah SWT. Jabatan pengasuh digantikan oleh putranya sendiri, KH. Abdul Wahid Hasyim yang memgang jabatan hingga tahun 1950. Ketika beliau diangkat menjadi menteri agama RI dalam kabinet RIS, kedudukan sebagai pengasuh digantikan KH. Baidlowi, menantu Kyai Hasyim. Berturut-turut wewenang pengasuh diemban oleh KH. Abdul Karim Hasyim dan kemudian oleh KH. Abdul Kholiq Hasyim yang saat itu telah non-aktif sebagai seorang senior Divisi Brawijaya.
Saat kepemimpinan KH. Abdul Kholiq ini Madrasah Nidhomiyah berganti nama menjadi Madrasah Salafiyah Syafi’iyah. Perubahan nama ini sebenarnya diakibatkan oleh perubahan dalam approuch terhadap pemberian ajaran agama yang melebar, dengan memiliki jenjang pendidikan dasar, lanjutan pertama dan lanjutan atas. Karena masih merupakan sebuah percobaan, pada masa 10 tahun pertama konsep salafiyah ini masih mengalami perubahan bentuk dan nama berkali-kali, seperti wustho, mu’alimin dan lain sebagainya.
Lambat laun sistem salafiyah ini menetap dalam bentuk yang baku, yaitu 6 tahun pendidikan dasar (ibtida’iyah), dan 3 tahun lanjutan atas (aliyah), dengan komposisi 65% mata pelajaran agama dan 35% mata pelajaran umum. Pada tahun 1965 KH. Abdul Kholiq wafat, sedangkan kakak beliau KH. A. Wahid Hasyim telah mendahuluinya pada tahun 1953 dan kemudian menyusul KH. Abdul Karim Hasyim tahun 1973 di tanah suci Mekkah.
Kedudukan selanjutnya dipegang KHM. Yusuf Hasyim yang telah menjadi pengasuh dari tahun 1965 hingga tahun 2006 dan beberapa bulan sebelum beliau meninggal posisi pengasuh dipegang KH. Ir. Solahuddin Wahid putra dari KH. A. Wahid Hasyim hingga kini.
Di samping itu salah seorang menantu Kyai Hasyim yaitu Kyai Idris Kamali, secara tekun memimpin pengajian agama dalam bentuk pengajian sorogan sejak tahun 1950 an hingga tahun 1972, ketika beliau berangkat ke tanah suci untuk menetap di sana hingga beberapa waktu dan akhirnya wafat pada tahun 1986 di Cirebon.

Langkah Antisipatif

Pada masa berikutnya dikembangkan beberapa jalur pendidikan formal.
Pertama, jalur pendidikan formal yang berbentuk Salafiyah disempurnakan.
Kedua, jalur sekolah persiapan yang dirintis tahun 1970, dimana santri putus sekolah (drop out) dari sekolah-sekolah non agama (seperti SMU, SMP) memperoleh ajaran agama belaka. Sekolah ini lama belajarnya 2 tahun, untuk kemudian santrinya memasuki jalur pendidikan agama di atas. Dengan demikian jalur kedua ini sebagai by-pass untuk memasuki jalur pertama pada tingkat lanjutan.
Ketiga, jalur SMP dan SMU A. Wahid Hasyim yang dibuka tahun 1975. Tujuannya adalah untuk menampung mereka yang ingin bersekolah umum, dengan tetap memperoleh pelajaran agama dalam bentuk pengajian atau kursus.
Bagi santri Tebuireng yang mau berminat melanjutkan belajar ke perguruan tinggi, telah dirintis Universitas Hasyim Asy’ari pada tahun 1967 dengan Fakultas Syari’ah, Da’wah dan Tarbiyah yang sekarang berubah menjadi Institut KeIslaman Hasyim Asy’ari (IKAHA) dengan tiga Fakultas Syari’ah, Dakwah dan Tarbiyah.
Di tahun 2006 dibuka jenjang pendidikan Ma’had Aly (setingkat perguruan tinggi) yang disediakan khusus untuk santri-santri dengan kualifikasi dan kemampuan tertentu. Proses seleksi penerimaannya pun ketat. Jenjang pendidikan ini didirikan semasa kepemimpinan KH. Ir. Salahuddin Wahid setelah melihat semakin menurunnya kualitas santri dalam memahami dan mendalami kitab klasik yang menjadi rujukan pesantren selama ini.
Disamping disediakan lembaga pendidikan formal, juga disediakan sarana penunjang kegiatan untuk kelancaran belajar para santri. Misalnya Koperasi Pondok Pesantren (1973), Perpustakaan A. Wahid Hasyim (1974), Pusat Data Pesantren (PDP) 1977, Usaha Kesehatan Pondok Pesantren, Koperasi Jasa Boga (1993), Warung Telekomunikasi (1994), dan Warung Internet (1998).



KITAB-KITAB KARYA HADRATUS SYAIKH KH. MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI PENDIRI PONDOK PESANTREN TEBUIRENG JOMBANG DAN JAM'IYAH NAHDLATUL ULAMA'
  1. Adabul 'Alim Wal Muta'allim adalah sebuah kitab yang mengupas tentang pentingnya menuntut dan menghormati ilmu serta guru. Dalam kitab ini KH. M. Hasyim Asy'ari menjelaskan kepada kita tentang cara bagaimana agar ilmu itu mudah dan cepat dipahami dengan baik. Kitab yang terdiri dari beberapa bab ini, memberikan pula kepada kita pencerahan tentang mencari dan menjadikan ilmu benar-benar memberikan manfaat kepada masyarakat. Salah satu contoh yang diberikan oleh KH. M. Hasyim Asy'ari kepada kita adalah bahwa ilmu akan lebih mudah diserap dan diterima apabila kita dalam keadaan suci atau berwudhu terlebih dahulu sebelum mencari ilmu. Banyak hal yang bisa kita petik dalam rangka mencari ilmu ketika kita membaca kitab ini.
  2. Risalah Ahlis Sunnah Wal Jama'ah merupakan pedoman bagi warga NU dalam mempelajari tentang apa yang disebut ahlus sunnah wal jama'ah atau sering disingkat dengan ASWAJA. Dalam kitab ini, Hadratus Syaikh juga mengulas tentang beberapa persoalan yang berkembangan dimasyarakat semisal, apa yang disebut dengan bid'ah? Menerangkan pula tentang tanda-tanda kiamat yang terjadi pada masa sekarang ini. Banyak golongan yang mengaku bahwa mereka juga merupakan golongan ahlus sunnah wal jamaa'h. Akan tetapi dalam ibadah, amal perbuatannya banyak menyimpang dari tuntunan Rasulullah SAW. Dalam kitab ini diuraikan dengan jelas tentang bagaimana sebenarnya ahlus sunnah wal jama'ah tersebut.
  3. At-Tibyan Fin Nahyi An-Muqothoatil Arham Wal Aqorib Wal Ikhwan merupakan kumpulan beberapa pikiran khususnya yang berhubungan dengan Nahdlatul Ulama. Dalam kitab ini, ditekankan pentingnya menjalin silaturrohim dengan sesama serta bahayanya memutus tali sillaturohim. Didalam kitab ini pula, termuat Qunun Asas atau udang-undang dasar berdirinya Nadhatul Ulama (NU) serta 40 hadits nabi yang berhubungan dengan pendirian Nahdlatul Ulama. Dalam kitab ini, dikisahkan bahwa KH. Muhammad Hasyim Asy'ari pernah mendatangi seorang kyai yang ahli ibadah karena kyai tersebut tidak mau menyambung silaturrohim dengan masyarakat sekitar sehingga sempat terjadi perdebatan antara keduanya.
  4. An-Nurul Mubin Fi Mahabbati Sayyidil Mursalin merupakan karya KH. Muhammad Hasyim Asy'ari yang menjelaskan tentang rasa cinta kepada nabi Muhammad SAW. Dalam kitab tersebut, dijelaskan pula tentang sifat-sifat terpuji nabi Muhammad SAW yang bisa menjadi suri tauladan bagi kita semua. Dijelaskan pula tentang kewajiban kita taat, menghormati kepada perintah Allah SWT yang telah disampaikan melalui nabi Muhammad SAW baik melalui al-qur an atau hadits. Silsilah keluarga nabi Muhammad SAW, tidak luput dari pembahasan. Singkat kata, dalam kitab ini, kita mendapatkan sejarah yang relatif lengkap dan menarik untuk dikaji serta dijadikan tauladan menuju insan kamil.
  5. Ziyadatut Ta'liqot merupakan kitab yang berisi tentang polemik beliau dengan KH. Abdullah Bin Yasin Pasuruan tentang beberapa hal yang berkembang pada masa itu. Perdebatan terjadi pada beberapa masalah yang tidak sesuai antara pandangan Nahdlatul Ulama dengan KH. Abdullah Bin Yasin Pasuruan. Banyak sekali permasalahan yang diperdebatkan sehingga kitab ini begitu tebal dan permasalahan yang diperdebatkan masih terjadi dimasyarakat.
  6. At-Tanbihatul Wajibat Li Man Yasna' Al-Maulid Bil Munkaroti adalah sebuah kitab tentang pandangan KH. Muhammad Hasyim Asy'ari tantang peringatan maulid nabi Muhammad SAW yang disertai dengan perbuatan maksiat atau munkar. Dalam kitab tersebut, diceritakan bahwa pada jaman dulu, disekitar Madiun, setelah pembacaan shalawat nabi, para pemuda segera menuju arena untuk mengadu keahlian dalam hal bela diri silat atau pencak. Acara itu, masih dalam rangkaian peringatan maulid serta dihadiri oleh gadis-gadis yang saling berdesakan dengan para pemuda. Mereka saling berteriak kegirangan hingga lupa bahwa saat itu, mereka sedang memperingati maulid nabi Muhammad SAW. Hal tersebut menimbulkan keprihatinan KH. Muhammad Hasyim Asy'ari sehingga beliau mengarang kitab ini.
  7. Dhou'ul Misbah Fi Bayani Ahkamin Nikah berisi pikiran ataupun pandangan KH. Muhammad Hasyim Asy'ari tentang lembaga perkawinan. Dalam kitab tersebut, beliau menangkap betapa pada saat itu, banyak pemuda yang ingin menikah, akan tetapi tidak mengtahui syarat dan rukunnya nikah. Tidak tahu pula tentang tata cara / sopan santun dalam pernikahan sehingga dalam mereka menjadi bingung karenanya. Dalam kitab tersebut, terkandung beberapa nasehat yang penting agar lembaga perkawinan betul-betul bisa menjadi sebuah keluarga yang Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah sesuai tuntunan agama.


KITAB-KITAB KARYA KH.ISHOM HADZIQ (GUS ISHOM) CUCU HADRATUS SYAIKH KH. MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI
  1. Miftahul Falah Fi Ahaditsin Nikah adalah berisi hadits-hadist tentang perkawinan yang melengkapi kitab Dhou'ul Misbah Fi Bayani Ahkamin Nikah. Ditulis oleh almarhum gus Ishom Hadzik, kitab tersebut banyak menampilkan hadits-hadits yang sangat baik dalam rangka membentuk dan membina sebuah mahligai perkawinan yang berlandaskan tuntunan syariat Islam.
  2. Audhohul Bayan Fi Ma Yata'allaq Bi Wadhoifir Ramadhan adalah sebuah kumpulan kitab karya gus Ishom Hadzik yang berisi hadits-hadits tentang keutamaan bulan ramadhan yang mulia. Terdiri dari beberapa bab, hadits-hadits pilihan dalam kitab ini, memberikan kita tentang betapa mulianya bulan ramadhan. Dalam kitab tersebut, dapat kita ketahui tentang amalan-amalan yang sangat baik dilakukan ketika bulan ramadhan.
  3. Irsyadul Mukminin merupakan karya terakhir dari almarhum gus Ishom Hadzik. Ketika yang lebih mengarah kepada akhlak serta tasawuf ini, memberikan kita pengetahuan tentang ajaran Islam dari sisi moral dan tasawuf. Sungguh, sebagaimana kitab lainnya, kitab ini jika kita kaji dengan mendalam, akan menemukan pencerahan batiniah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita yang lebih baik dimasa mendatang.

6 comments:

Anonymous said...

Promosi Buku :
SATRIO PANINGIT, BENCANA NUSANTARA, MANUNGGALINGKAWULOGUSTI dalam UNIVERSALITAS KEAGAMAAN
Kover Kover Belakang dan Depan Buku Pewayangan Kresna, Gatotkaca dan Kayon

Tebal Buku: 110 halaman, Ukuran Buku : 15cm X 21 cm, Harga Buku : Rp 15.000,---
Ringkasan Buku : Buku yang ada di hadapan Anda adalah sebuah Mozaik pertemuan tradisi – tradisi besar yang berkembang di Nusantara dan Dunia sebagai bentuk perwujudan dari Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa (berbeda –beda tetapi satu, tidak ada kebenaran yang mendua sebab Tuhan adalah Tunggal dan Transenden, tetapi termanifestasi ke berbagai bentuk ) serta kumpulan wisik ghoib yang diterima oleh sahabat-sahabat kita yang menekuni tasawuf tetapi dalam pencarianNya terhadap Tuhan yang transenden, mereka tetap concern dengan kondisi Sosial yang berkembang di Nusantara Indonesia. Dalam berbagai Kitab Suci disebutkan akan adanya suatu era Kemakmuran dan Keadilan yang datang menjelang akhir zaman, tanpa menyebut determinisme waktu hal itu akan terjadi. Tetapi cukup untuk memperingatkan kita bahwa ketika menghadapi kondisi sosial yang carut marut, semua insan mengharapkan adanya perubahan kondisi yang lebih baik dari saat ini. Sementara sumber daya Indonesia dijadikan ajang perebutan negara-negara lain, dan kita dibiarkan menjadi konsumen tanpa memiliki kemampuan mengolah dan mendapatkan nilai tambah. Buku ini akan memberi panduan dan jalan yang akan ditempuh untuk menggapai kondisi yang diinginkan tanpa mengesampingkan keberadaan elemen kebangsaan yang lain. Tetapi mengajak kita larut dalam dunia introspeksi dan kontemplasi untuk menjadi sumber inspirator bagi masyarakat Indonesia yang mampu membawa Indonesia menuju Mercu Suar Dunia. Sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan nasionalisme kebangsaan di tengah pergolakan era globlalisasi yang di dominasi oleh materialisme dan kapitalisme global. Semoga dengan selesai ditulisnya buku ini per 3 Maret 2008, Buku ini bisa dimanfaatkan oleh seluruh kalangan untuk menggugah semangat keadilan, kebangsaan dan mendapatkan pencerahan yang sejati. Juga diambil hikmahnya untuk membangkitkan semangat spiritual di setiap agama dan meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai Indonesia mercu suar dunia. Buku ini berisi wisik ghoib yang diterima oleh Winasis mengenai Satrio Paningit dan kondisi Nusantara saat ini serta penjelasannya, juga berisi anjuran sikap yang mesti dilakukan oleh setiap orang di saat Nusantara ditimpa bencana bertubi-tubi. Munculnya bencana di nusantara dan masalah-masalah Kebangsaan yang tak dapat teratasi merupakan tanda-tanda munculnya Satrio Paningi. Kajian Ilmiah dan Rasional Tentang Hadits Kemunculan Imam Mahdi (simbol Negara Timur) dan Isa (simbol Negara Barat ) Siapapun Orangnya yang mempelajari Hadits munculnya imam Mahdi akan berkesimpulan datangnya ditandai dengan perang Internasional- terjadi Krisis BBM atau rebutan ladang Minyak- kasus Iraq, Afganistan, Iran dan ketika tiap orang yang di timur dapat berhubungan dan melihat apa yang terjadi di barat dengan sekejap mata- munculnya teknologi telekomunikasi 3G yaitu Wideband-CDMA-komunikasi suara dan tampilan layar sekaligus. Dalam kitabnya Joyoboyo disebut: Satrio Paningit bakal jumedul ana antarane mandura wetan (pulau Madura) lan manduro kulon ( desa Matokan, Kabuh, Jombang) , merupakan wilayah Jawa Timur. Tasawuf ideal adalah tasawuf berdasarkan universalitas keagamaan yaitu berdasarkan ajaran para nabi yaitu 124.000 nabi yang tersebar di berbagai suku bangsa di dunia denan inti akhlakul karimah, membela yang tertindas dan menegakkan prinip keadilan. Perwujudan dari Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa (berbeda –beda tetapi satu, tidak ada kebenaran yang mendua sebab Tuhan adalah Tunggal dan Transenden, tetapi termanifestasi ke berbagai bentuk. Dalam kitab Sutasoma karangan mpu Tantular.
Daftar isi :Bab 1: Nusantara Menuntut Keadilan – jilid 2,Bab 2: Nusantara Menuntut Keadilan – jilid 1, Bab 3: Bumi Nusantara Menanti Bocah Angon,Bab 4: GORO-GORO INDONESIA.,Bab 5: Sumatera, Raja Jayanegara dan Diplomat Adityawarman, Bab 6: Tahun 2012 Bumi akan dihancurkan kembali, Bab 7: Pandangan Perspektif Geopolitik: Nusantara dan Majapahit, Bab 8: Siapakah Imam Muhammad bin Hasan Al Askari, Bab 9: Satrio Paningit : Antara Bima, Semar dan Saudara Kembar Baladewa dan Kresna, Jawa Timur: Mandura Wetan dan Manduro Kulon, Bab 10: Kajian Tafsir Huruf Muqota’ah dan Mulla Shadra : Pandangan Siti Jenar dan Husain ibnu Mansur al-Hallaj dalam Manunggaling Kawulo Gusti, Bab 11 Sholat dan Manunggaling Kawulo lan Gusti MaknaTerdalam Huruf Ba – Saripati Fateha, Bab 12: Islam , Pewayangan Jawa dan Langit Lima sebagai Cerminan Kondisi Nusantara, Bab 13 : Makna Pluralisme Dibalik Surat al Waqiah dan Surat Yasin, Bab 14 : Tokoh Sufi dalam Universalitas Keagamaan Bab 15: Musik Dalam Islam ,Yunani dan Hindhu, Bab 16: Ajaran Nabi Muhammad tentang mencapai Kun/ Ismul Adzhom/ Dhunatamak/ Nama Tak Tertulis Tuhan/ Irama Ilahi, Bab 17: Tasbih Para Malaikat Langit dan Semar Punokawan, Bab 18: Dialog antara Semar dan Rsi Drona, Bab 19 Rokaat Terakhir : Kunci akhir Al Waqi’ah/ Goro-Goro , Puisi Para Pencinta, Kajian Kebangsaan dari Poros Poros Langit dan Intelektual, Sarasehan Budaya Kembali ke Jati Diri Bangsa: Belajar dari Dinasti Majapahit.,Tentang Gajah Mada dan Desa Matokan, Kabuh, Jombang . Lintang Kemukus telah muncul makanya sholat dan Doa Pejuang Keadilan dan Kejayaan dilakukan untuk antisipasi saat ini dan menjelang 2012, sekilas tentang Syek Subaqir atau Muhammad al Baqir, Wirid Harian untuk Hajat dan Rizqi dari Syekh Subaqir.


Referensi Pustaka :

1. Insan Kamil, Syeikh Abdul Karim al Jaili, Pustaka Hikmah Perdana, 2005
2. Bhagavad Gita as It Is, Sri Srimad A.C Bahktivedanta Swami Prabhupada, Hanuman Sakti, 2000
3. Tafsir Nurul Quran, Allamah Kamal Faqih, Al Huda, 2006
4. Hakekat Sholat, Imam Khomeini, Misbah, 2000
5. Makrifat Ibadah,Sayid Haydar Amuli,Serambi, 2008
6. Ensiklopedi Wayang Purwa, Drs Suwandono, Ditjen Kebudayaan Departemen P & K,
7. Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam, Prof. Seyyed Hossein Nasr, Mizan, 2003
8. Suluh Sant Mat, Maharaj Charan Singh,Yayasan Radha Soami Indonesia, 1996
9. Tafsir Surat Yasin, Prof .Mohsin Qiraati, Cahaya, 2006
10. Biografi Politik Ali Syari’ati, Prof.Ali Rahnema, Erlangga, 2000
11. Ajaran dan Kehidupan Spiritual Ibnu ’Arabi, Stephen Hirtenstein, Murai Kencana, 2001
12. Citra Bima, Drs. Woro Aryandini, Universitas Indonesia, 2000
13. Kitab Negara Kertagama, Dr Bambang Pramudito, Gelombang Pasang, 2006
14. Imam Mahdi, Proses Gerakan hingga Era Kebangkitan, Prof Ali al Kurani, Misbah, 2004
15. website ,Sejarah Jambi
16. Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Prof.Dr.Slamet Muljana, LKIS, 2006
17. Acara lokakarya Shalat sebagai Mi’rajnya Orang-orang Beriman, 6 Oktober 2004, di Jakarta Islamic Center
18. Husain bin Manshur al Hallaj, Prof. Louis Massignon, 2000, Serambi
19. Manifestasi Ilahi, Mulla Shadra, Pustaka Hidayah, 2004
20. Wisik-wisik Ghoib dari winasis Poros Langit dan Intelektual Independen yaitu kyai Turmudzi dkk
21. Kitab Bait Joyoboyo, Raja Kediri,
22. 14 Manusia Suci, Fatih Guven, 1996
23. Majalah Cempala,Semar,1994
24. Serat Siti Jenar, Tan Khoen Swie, Kediri,1922
25. Website,Naqshabandi Haqqani, United state of America
26. website, Atlantic Geology of Prof.Aryo Santos

Untuk pembaca yang berminat mengikuti perkembangan Poros Langit dan Intelektual Independen atau memberikan saran pendapat dan komunikasi di dunia maya/ pemesan buku ini. Bisa menuliskan pendapatnya di website blog di internet dengan alamat dibawah ini:
http:/poroslangit.blogdrive.com/archive/1.html
Distributor Tunggal Buku :
Info Pembelian Buku dapat dibeli di:
Bustanus/Mimi Oktiva di Warnet Nusantara-Jayanegara, Jl. Jayanegara 11/17 Jombang-JawaTimur,
Telp 0321 862137 atau sms/telpon di HP: 0818 08052575






Doa Pejuang Keadilan dan Puncak Kejayaan

Lintang Kemukus telah muncul bulan Safar tahun 2008 makanya Rakyat dianjurkan untuk mengamalkannya. Doa ini dibaca untuk mendapatkan keselamatan dan keberanian melakukan keadilan untuk mengantisipasi kondisi saat ini dan sebagai bekal persiapan tahun 2012.
Sebelum membaca Doa ini, sebaiknya melakukan sholat tasbih 2 rokaat atau 4 rokaat (halaman 11) , kemudian baca Muqadimah berikut lalu doa pejuang keadilan dan kejayaan :
Sebelum membaca Doa ini, sebaiknya melakukan sholat tasbih 2 rokaat atau 4 rokaat (halaman 15) , kemudian baca Muqadimah berikut lalu doa pejuang keadilan dan kejayaan :
• Allohu akbar 12x
• A`udhu bi-llahi minas-syaithon ir-rajiimi 3x
• Bismillaahir Rahmaan nir Rahiim ta’ala Laa Hawla Wa laa Quwata Illa Billaah 7x
• Asy-hadu allaa ilaaha illallaahu wahdahu la syarikalahu ilahan wahidan ahadan fardan shomadan lam yattakhid shohibatan walaa walada, wa asy-hadu anna Muhammadan abduhu wa Rosuuluhu atau Asy-hadu allaa ilaaha illallaahu wa asy-hadu anna MuhammadarRosuululloh - 12x
• Sholawatullohi wa malaa’ikatihi wa anbiyaa’ihi wa rusuulihi wa hamalatil arsyi wal kursi wa jaami’il kholqihi fi samaawati wal ardli wa maa bainahuma ala sayidinaa Muhamadin Sholaatan tulqi biharrukba wal haibata fi quulubil kafirrin wal musyrikiin wa dhoolimiin wal munafiqiin wal mufsidiin wa alaa ahlihi wa ithrootihi ahli baiti ’alaihissalaam wa rohmatulloohi wabarokaatuhu bi ’adaadi kulli ma’luumi laka haqqo qodrihi wa miqdarihil adhiim wastagfirulloh alladzii lailaaha illaahuwal hayulqoyuum wa atuubu ilaihi- atau Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin
• 7x
• Allohumma innii as ’aluka bismikal adhiim wa as’aluka allohummaa bi barokaatihaa antun jihana bihaa innaka anta allamulghuyuub wa kasyiful huruf innaka ’alaa kulli syaiin qodiir -7x
• Wa idzaa sa’alaka ibaadi annii fa innii qoriibun ujiibu da’awatad daa’i idzaa da’aanii fal yastajibu lii wal yu’minuu bii la’allahum yarsudun-12x
• Demi Alloh Rosullulloh Wallohi Allohu Akbar 3x Lillahi ta’ala Laa Hawla Wa laa Quwata Illa Bil laahil Aliyil Adhim- 3x

Barang siapa mendoakan saudaranya yang ghoib maka dia akan diseru oleh malaikat dunia “Wahai Hamba Alloh ,atasmu seratus ribu kali dari doamu yang engkau panjatkan untuk saudaramu” (Imam Ja’far Shodiq as)
“Mendoakan saudaramu yang ghoib akan mendekatkan orang yang berdoa pada rezeki dan menjauhkannya dari bencana, kemudian pendoa akan memperoleh apa yang dipanjatkan”(Imam Ja’far Shodiq as)
“Barangsiapa berdoa dengan terlebih dahulu mendoakan 40 orang mukmin, lalu berdoa untuk dirinya, niscaya doanya akan terkabul” (Imam Ja’far Shodiq as)

doa para pejuang keadilan ( doa puncak untuk kejayaan kita dan bangsa) adalah kirim fatehah hadiahkan kepada: ila hadroti Nabiyil musthofaa Muhammadin SAW wa alihi wa ithrotihi ahli baiti khususon ilaa Muhammad bin Hasan Askari wa ilaa jaamiil anbiyaa’i wal mursaliin was syuhadaa’ was shoolihiin khususon ilaa Brawijaya V/ Sunan lawu, Gajah Mada, R wijaya, Syekh Subaqir, syekh Jamaluddin Qubro/Sunan Troloyo wa Syekh Maulana Maghrobi/Sunan Klaten JawaTengah wa ilaa walisongo wali qutub Tanah Jowo wa ilaa jaamiil mukminin wal mukminat wal muslimin wal muslimat al ahyaa’i minhum wal amwaat khususon abaainaa wa ummahaatinaa wa ushulihim wa furuihim syaiun lanaa wa lahumul fatehah…33x, kemudian (ayat Quran-mukadimah) Wa idzaa sa’alaka ibaadi annii fa innii qoriibun ujiibu da’awatad daa’i idzaa da’aanii fal yastajibu lii wal yu’minuu bii la’allahum yarsudun-33x (Doa Mempercepat Kejayaan Dirimu dan Bangsamu) Allohummaghfirli mukminin wal mukminat atau allohumagfirli zunubi wa waliwalidaya warhamhuma kama robbayanisoghiro wa li jamiil mukminin wal mukminat wal muslimin wal muslimat al ahyaa’i minhum wal amwaat 15x, Laqad jaa aakum rosuulum min anfusi kum aziizun alaihi maa anittum hariishun alaikum bil mu'mineenaa ra'uufur raheem. Fa'in tawwallau faqul hasbiyallallaahu laa ilaaha illa huuwa alaihi tawakkaltu wa huwwa rabbul ‘arshil adheem, Sallallaahu ‘alaika Ya Sayidinaa Ya Mohammadu Ya Rosuulallah shallal laahu ‘alaihi wassallaam 5x, Fatehah 11x, Kursi 11x, surat ikhlas 3x, inna anzalnahu fii lailatul qadr/surat al.qadr.3x, (sholawat imam Ali bin abuthalib a.s, Fatih, Quwais alQorni ) untuk mencapai puncak Hakekat dan Ma’rifat, bisa dihitung dengan jari kyai khos di tanah Jawa yang punya doa ini), Sholawatullohi wa malaa’ikatihi wa anbiyaa’ihi wa rusuulihi wa hamalatil arsy’i wal kursi wa jaami’il kholqihi fii samaawati wal ardli wa maa bainahumaa ‘alaa sayidinaa muhamadinil fatihi limaa ughliqo wal khotimi limaa sabaqo wan naashiril haqqi bil haqqi wal haadi ilaa shirootikal mustaqiim wa ‘alaa aalihi wa ithrotihi ahli baiti alaihissalaam wa rohmatulloohi wabarokaatuhu bi ‘adaadi kulli ma’luumi laka haqqo qodrihi wa miqdaarihil adhiim wastagfirulloh alladzi lailaahaillahuwal hayulqoyuum wa atubu ilaihi 11X, (solawat N Yusuf as, Ketika N.yusuf dibuang oleh saudaranya ke dalam sumur maka Jibril a.s memberi doa ini ) yaa robbii muhammadin wa ali muhammadin sholli ‘alaa muhammadin wa ali muhammadin wa ajjil farrojahum , Allohumma inni as ‘aluka bi anna lakal hamdu lailaahailla anta mannanu badi’us samaawaati wal ardli dzul jalaali wal ikrom as‘aluka an tusholli ‘ala muhammadin wa ali muhammadin wa ajjil farrojahum waj ‘alli min amri fakhrojan wa makhrojan warzuqni min haitsu ahtasib wa laa yahtasib , la haula wa laa quwata illa billahi ‘aliyil adhim 11x :: Tasbih AzZahro ( tasbih 33x tahmid 33x takbir 33x), istigfar : Astaghfirullah hal ‘Adhiim alladzi Lailahailla Huwa Rahmaan nir Rahiim Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu wa atuubu ilaihi 50x, (kuncilangit + bumi, Ketika Usman bin Affan menyerahkan semua hartanya kepada Nabi. SAW maka doa ini diberikan ) laa ilaaha illallohu wa allohu akbar wa subhaanalloh wal hamdulillah wastagfirullloh alladzi lailahaila huwal awalu wal akhiru wa dhohiru wa baathinu yuhyi wa yumitu wahuwa hayyu laayamutu biyadihilkhoiru wahuwa ‘ala kulli syaiin qodiru 9x, (Ali Imron:1-2, Ismul A’dhom Quran berdasar Hadits) Wa ilahukum ilahuwahidu lailaahaila Huwa rohmanu rohiim, Alif Laam Miim Allohu LailahailaHuwal Hayyul Qoyuum, Huwa allohulladzi Lailahailahuwa Robbul arsyil ‘adhiim 11x, (ketika N.Ibrohim dibakar oleh raja Namrud dan pertolongan Jibril ditolak oleh N.Ibrohim, maka alloh mewahyukan doa ismul a’dhom ini) yaa hayyu yaa qoyyuum yaa qodiim yaa daim yaa fardu yaa witru yaa wahid yaa ahad ya shomaduladzii lam yalid walamyuulad walam yakunlahu kufuwan ahad 11x, (Ismu Dzat al Haq dan doa Perang Badr dari Nabi Khidr as diberikan ke Sayidina Ali bin abuthalib ) yaa HuWa Yaa man La Huwa illa Huwa, Yaa Alloh Yaa Nur Yaa Quddus yaa Haq, (mempertahankan Iman) Robbana la tuzigh quluubanaa bakda idzhadaitanaa wa hablanaa minladunka rahmatan innaka antalwahaab 11x, (doa wasilah Penguasa Ismul Adhom) Assalamu alaika ya Muhammad bin Hasan Askari adrikni- Assalamu alaika yaMuhammad bin Hasan Askari aghistni-7x, (untuk keselamatan dunia dan akhirat) Salamun qoulam mirrobbirrohim kunfayakun 11x, surat iklas 1x, Shollallohu ala Nabiyil ummiyi wa alihi shallohu alaihi wassalam, sholatu was salamu alaika ya sayidi ya muhammad ya rosullulloh 3x
Doa Ismul Azhom : baca surat al ikhlas 12x, lalu doa: ALLAAHUMMA INNEE AS-ALUKA BI ISMIKAL MAKHZUUNIL MAKNUUNIT T'AAHIRIT TUHRIL MUBAARAKI WA AS-ALUKA BISMIKAL A'ZEEMI WA SULTAANIKAL QADIIMI YA WAAHIBAL A'T'AAYAA WA YAA MUT'LIQAL USAARAA WA YAA FAKKAAKAR RIQAABI MINAN NAARI AS-ALUKA AN TUS'ALLIYA A'LAA MUH'AMMADIN WA AALI MUH'AMMADIN AN TUT'IQA RAQABATII MINAN NAARI WA AN TUKHRIJANII MINAD DUNYAA SAALIMAN WA TUDKHILANIL JANNATA AAMINAN WA AN TAJ-A'LA DUA'I AWWALAHU FALAAH'AN WA AWSAAT'AHUU NAJJAAH'AN WA AAKHIRAHU S'ALAAH'AN INNAKA ANTA A'LLAAMUL GHUYUUB
GHUYUUB

Doa ini dibaca tiap hari / Malam Jumat untuk:
1) Mempercepat datangnya era kemakmuran dan keadilan di Nusantara dan daerah pada khususnya maksudnya desa, kecamatan, kabupaten
2) Ketika melihat ketidak adilan, dianjurkan membaca doa ini dan bertindak untuk menanggulangi keadaan
3) Menolak Bala bencana dan mendatangkan rezeki. Carilah rezeki dengan sedekah (al Hadits)

Poin 1,2,3 dirangkum dalam Hadits berikut:
• Alloh berfirman kepada nabi Syuaib as : bahwa aku akan mengazab seratus ribu kaummu, empatpuluhribu dari mereka yang jahat dan enam puluh ribu dari mereka yang baik ( Bandingkan dengan Bencana Nusantara, banyak dari kita yang diam ketika melihat ketidakadilan di depan mata atau di lingkungan masing-masing,kita harus merubah sikap ini ). Lalu nabi Syuaib as bertanya: Yang jelek pantas untuk diazab namun juga mengapa yang baik juga kena azab? Alloh swt menjawab:, Mereka yang baik tidak mencegah orang-orang yang berbuat maksiat dan tidak marah karena marah-Ku.

4) Pendoa akan memperoleh apa yang dicita-citakan di dunia dan akhirat
5) Tidak mempan sihir atau untuk melawan sihir
6) Mempercepat pencapaian Ma’rifat dan Hakekat
7) Dibaca agar dapat bertemu dengan orang-orang Sholih lainnya perwujudan dari tanazzalul malaikatu wa ruhu fiha bi idzni/ turunnya malaikat dan ruh-ruh suci dengan seiziin Nya.surat al Qadr
8) Mempercepat tampilnya Satrio Paningit pengikut Imam Mahdi atau ( Muhammad bin Hasan al Askari bin Ali an Naqi bin Muhammad al Jawad bin Ali ar Ridho bin Musa al Kazhim bin Ja’far Shadiq bin Muhammad al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abu Thalib) yang membawa Indonesia menuju Mercu Suar Dunia
9) Menjelang pemilihan PILKADA dan PEMILU 2009, seluruh masyarakat Indonesia dihimbau untuk melakukan Petunjuk di Lampiran 3 ini, supaya mendaptakan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Anonymous said...

q slh 1 alumni angktan 2007...
komplek q dl "B" AL-FIRDAUS lho...
u/ sat ne q mlnjtkan pendi2kn d UNTAG......???
klo blh sdikit crita.....???

q msh mo ngumpul ma temen2 TBI....???
denger2 alumni TBI jg memiliki wadah d tingktan mahasiswa....???
tp kok aqnya mlh kshan mlihat tmen2 mahasiswa yg kleleran g' jls...
pdhal scr wacana mreka orang2 yg kritis Spt mAz heRi, Maz zaini, mAz faiz, mAz Iput dkk yang lain...
mreka adlh slh 1 orng yg membangunkan MANTEBS lg (kumpulan alumni tingkat mahasiswa) stlh 10 th tertidur...
teptanya mreka mreviuw ulang th 2007...
ad kajian rutin tiap hr rabu u/ mengasah k kritisan temen2 yg d isi oleh mAz samin, ad buletin yg dhundel febry u/ mengmbangkan talenta temen2 & agd agenda2 lain...

mksud & 7 an sy pribadi nulis testi dsn bkn skdar curhat....

tp hanya skdar mengingatkn u/ temen2 yg snior (IKAPETE) lek boso suroboyoane mosok kalah kro tngkatan mahasiswa rhek...

mlh yg sy dnger IKAPETE pngen jadi Plindungnya mantebs....
y klo bs jngn smacam itulah...
wong pdo2 anak dr TBI (1 RAHIM)...
info yg sy denger dr snior2 mhsiswa HIMASAKTI d JOGJA...
scr historis 25 thn silam....
mahasiswa itu sdh pux naungan sndri...
klo g' slh nmanya MAHAPESAT "mahasiswa alumni pesanten TBI"yg memeyungi (HIKMAT, MANTEBS, HIMASAKTI, KWAT)...
sling meng akomodir ajlh antra IKPETE & alumni tngkt MAHASISWA..
wong bkn PARPOL ko'...
kn sftnya EMPATY...

thanks da ngijinin ngisi...

Anirudh Kumar Satsangi said...

MATHEMATICS OF SPIRITUAL QUOTIENT

Religion and Yoga reflect identical meaning. Religion (re-ligare) means union again with Ultimate Reality or binding back to Absolute. Yoga is the derivative of Sanskrit root ‘yuj’ which means yoking of power of body, mind and soul. Yoga primarily consists of concentration, meditation and realization apart from practicing asans, mudras and breath control which help to achieve concentration and physical and emotional well-being. Yoga is experimental technique of spiritualism. Religion is blend of ritual and spiritual. Rituals dominate religion these days. Whereas rituals are altogether not necessary for practicing yoga.
Yoga in India has been practiced since the dawn of the human civilization, according to Hindu mythology millions of year back.
In Bhagavad-Gita Lord SriKrishna says to Arjuna:
“I taught this immortal Yoga to Vivasvan (sun-god), Vivasvan conveyed it to Manu(his son), and Manu imparted it to (his son) Iksvaku. Thus transmitted to succession from father to son, Arjuna, this Yoga remained known to the Rajarisis (royal sages). It has however long since disappeared from this earth. The same ancient Yoga has this day been imparted to you by Me, because you are My devotee and friend, and also because this is a supreme secret”.
At this Arjuna said: You are of recent origin while the birth of Vivasvan dates back to remote antiquity. How, then, I am to believe that you taught this Yoga at the beginning of creation? Lord SriKrishna said: Arjuna, you and I have passed through many births. I remember them all, you do not remember.

Famous historian Romila Thapar has described in her book A History of India about the status of Yoga in 300-700 A.D. She writes: “Yoga (Application) which was based on the control of the body physically and implied that a perfect control over the body and the senses led to knowledge of the ultimate reality. A detailed anatomical knowledge of the human body was necessary to the advancement of yoga and therefore those practising yoga had to keep in touch with medical knowledge.”
As far as anatomical knowledge of human body is concerned it is very much required for the optimum result during practice of Yoga. Yoga system has very close connection with the human anatomy i.e. chakra or nerve centres distributed along the spinal column and in brain region.
Besides, connection chakras with the practice of Yoga, chakra has also great role in the development of personality. People do not realise that personalities can grow to include a balance of all the six chakras. Jung referred to this growth process as "individuation", and associated it with life's spiritual dimension. Danah Zohar evolves a model of spiritual quotient (sq) based on the six petals of a lotus and its centre, corresponding to the seven chakras described by the Hinduism's Kundalini Yoga, as an aid to the process of individuation in the mid-1990s. Contribution of Danah Zohar for coining the term spiritual quotient for the first time is immense. But she did not establish any mathematical relationship, which is very much required, for this quotient.

Anirudh Kumar Satsangi said...

Deepak Chopra has given a formula of spiritual quotient in terms of Deed (D) and Ego (E). According to Deepak Chopra S.Q. =D/E. He (2006) writes: If Vedanta is right and there is only one reality, then all desires must follow the same mechanics, desires arise and are fulfilled in consciousness. Making yourself happy involves ..... I have a " Spiritual Quotient" where SQ = D/E. Where D = Deeds and E = Ego. Now you can ONLY have an SQ = infinity when E = 0. If E is little even then SQ is approaching infinity (or one is close to be a "Great Master") but not actually "Pure .This appears to be very fascinating but it is highly abstract which cannot be measured experimentally, accurately and precisely. However, this formula has immense value to understand S.Q.

I too have discovered a mathematical relationship for S.Q about eight years back in 2001. I have used physiological parameters which can be measured accurately and precisely and can be tested and verified experimentally. According to this formula S.Q. can be expressed as the ratio of parasympathetic dominance (P.D.) to sympathetic dominance (S.D.). Parasympathetic nervous system (PSNS) and sympathetic nervous system (SNS) are the two parts of the autonomic nervous system (ANS) which is largely under hypothalamic control. Hypothalamus is situated very close to the Sixth Chakra. During practice of meditation at Sixth Chakra these centres are galvanized which has very positive effect on practitioners spiritual, emotional, psychological and physical well being.

According to this relationship spiritual quotient can be written as:
S.Q. = P.D./S.D.
If the value of S.Q. comes >1 (greater than one), it can be assumed that the person is moving towards self-realisation and if the value of S.Q. comes <1 (smaller than one) it can be predicted that the person is living under stress. This formula has remarkable analogy with the formula of Intelligent Quotient discovered by Wilhem Stern which states as I.Q.=Mental Age/Chronological Age x100.

I have also attempted to establish mathematical relationship for emotional quotient (E.Q.). This is now a recognized fact that for a successful career not only higher I.Q. is necessary but level of E.Q. also plays a greater role. Higher is the level of E.Q. greater is the achievement in life. I have defined emotional quotient as the product of wisdom (w) and I.Q. This relationship can be expressed mathematically as:
E.Q. = w X I.Q.
In this relationship ‘w’ indicates a person’s insight, power of judgment and ability to understand others. This can be assigned mathematical value in binary digits i.e. 0,1. Zero represent absence of these qualities and, ‘one’ represent presence of these qualities in fullness. If a person is devoid of these qualities, the E.Q. can be labeled as ‘zero’ OR ‘near about zero’. In such persons if the level of I.Q. is high, the person may become an autocrat. If a person possesses all the above qualities then E.Q. may be equal to I.Q. and such persons are truly democrat. Spiritually enlightened persons are also democrat. Evidently there is a greater correlation amongst I.Q., E.Q. and S.Q.. In fact S.Q. leverages both E.Q. and I.Q.

Anirudh Kumar Satsangi said...

There are various types of meditation available, which are being practiced by sages, saints, seers and others. The difference in various versions lies in the fact that these practices involve concentration to meditate at different centres known as Chakra in Yoga System. These chakras are, in fact, energy centres which correspond to nerve centres distributed along the spinal column and in brain region.
Some practitioners start to meditate at Basic/Root Chakra (Muladhara) – situated at the base of spine, some at Heart Chakra (Anahata Chakra), some at Ajna Chakra – Optic Chiasma – Master Chakra and some from even higher centres situated in the brain region. Among all these types of meditation, practice at sixth chakra is considered to be the most ideal which brings about optimum results.

Sixth Chakra is situated very close to hypothalamus. The hypothalamus is a portion of brain that contains a number of small nuclei with a variety of functions. One of the most important functions of the hypothalamus is to link nervous system to the endocrine system via the pituitary glands.
Autonomic nervous system (ANS) is largely under hypothalamic control. ANS consists of parasympathetic nervous system (PSNS) and sympathetic nervous system (SNS). PSNS is activated during meditative calm and during stress SNS is activated. When PSNS is activated, heart rate, breathing rate, blood pressure decreased. Supply of blood in the digestive tract increased. When SNS is activated heart rate, breathing rate, blood pressure increased. Supply of blood to the muscles and exterior organs increased and to the digestive tract decreased. In addition to these, there are many other parameters which can be compared. Parasympathetic Dominance (P.D.) is the state of PSNS activation and Sympathetic Dominance (S.D.) is the state of SNS activation. Instruments are available in medical science to measure these parameters.
Now we can assign numerical value to each parameter. Then put the value in the formula for S.Q. and see the result. We can show the calculation as mentioned below:
S.Q.= P.D./S.D. = Σ X / Σ Y
Where X=x1+x2+x3+ …….
And Y=y1+y2+y3+…….
During PSNS activation (P.D.), we assign ‘1’ to each parameter (x1+x2+x3+…..) and ‘0’ to each parameter (y1+y2+y3+…..). During SNS activation (S.D.), we assign ‘1’ to each parameter (y1+y2+y3+…) and ‘0’ to each parameter (x1+x2+x3+….).
By putting the numerical value, thus achieved, in the above formula for S.Q. we can calculate the Spiritual Quotient of an individual.
This mathematical relationship of spiritual quotient will certainly facilitate further research in the area of spiritual science.

Unknown said...

Kumpulan Kata Kata Perpisahan dan Gambar Kata Perpisahan Lengkap TERBARU Kumpulan Kata Kata Raditya Dika Serta Gambar Kata Raditya Dika Keren dan Lucu Lengkap TERBARU Kumpulan Kata Kata Romantis dan Gambar Romantis Terbaru TERBARU Kumpulan Kata Kata Sabar dan Sabar Dalam Al-Qur'an + Hadist lengkap Terbaru TERBARU Kumpulan Kata Kata Sakit Hati dan Gambar Sakit Hati Terbaru TERBARU Kumpulan Kata Kata Semangat dan Gambar Semangat Lengkap Terbaru TERBARU Kumpulan Kata Kata Sindirian Beserta Gambar Sindiran Lucu Lengkap Terbaru TERBARU Kumpulan Kata Kata Sms Lucu Banget Lengkap Terbaru

Seputar Ilmu Pelet Dan Pengasihan TERBARU